Laman

Search This Blog

Tuesday, August 10, 2010

JIWO SUTO (6)

.............(6)
Rombonganitu terheran-heran karena kereta itu seperti berjalan di awang-awang tidak menyentuh tanah.
RadenSuryadinrngrat merasa takjub dengan kejadian itu. Dalam hatinya ia Mengaku ketinggian ilmu Javeng Katon Dengan kejadian itu ia yakin Jayeng Katon sanggup mengalahkan banteng. Sesekali rombongan itu berhenti Beristirahat untuk membei makan dan minum kuda-kudanya.Tempat-tempat pemberhentian itu dinamai Brak.
Sementara itu. Di alun-alun tuban sudah ramai dipadati masyarakat yang ingin menyaksikan banteng diadu dengan manusia. Masyarakat sudah mengetahui bahwa yang akan diadu dengan banteng itu Raden Suryadiningrat adipati dari Sidayu. Para adipati di bawah Kasunanan Solo dan para punggawa serta prajurit sudah siap di tempat masing-masing. Tak lama datanglah rombongan Raden Suryodiningrat, adipati Sidayu, dan dipersilakan menempati tempat yang telah disediakan.
T'ak lama kemudian terdengar gong dibunyikan tiga kali. Banteng tinggi besar, liar dan tanduknya dilapisi tembaga dilepaskandari tempatnya. Banteng itu langsung belari berputar-putar di arena itu. Banteng itu seperti tidak sabar ingin segera menghadapi musuhnya. Hadirin dan penonton menunggu apa yang akan terjadi kemudian dengan perasaan deg-degan. Gong kedua dibunyikan. Terdengar woro-woro bahwa Raden Suryodiningrat dipersilakan ke arena menghadapi banteng itu. Terlihat seseorang yang duduk di barisan rombangan dari Sidayu itu beranjak dari duduknya dan melangkah
menuju arena yang telah disipkan. Ia memasuki arena dengan langkah yang tegap tanpa menunjukkan perasaan takut. Hadirin yang menyaksikan semakin berdebar-debar hatinya. Apa yang akan dialami orang itu menghadapi banteng yang liar itu.
Melihat ada orang di arena itu, banteng itu langsung menerjang ke arah orang itu. Namun, terjangan banteng itu tidak mengenai orang itu. Orang itu menghindar dengan melompat ke atas. Banteng itu berputar lagi dan menerjang lagi orang yang ada di hadapannya. Orang itu menghindar dengan cara yang sama. Banteng itu semakin liar merasa dirinya dipermainkan. Berkali-kali menerjang namun hasilnya nihil. Pada terjangan kesekian kalinya itu, orang itu melompat ke punggung banteng itu. Banteng yang liar itu dikendalikan oleh orang itu. ()rang itu berputar-putar mengitari arena dengan banteng itu. Orang-orang vang menyaksikan peristiwa itu keheran-heranan. Banteng yang sangat liar itu dapat menuruti kemauan orang itu. Orang-orang itu kagum atas kesaktian orang itu. Orang itu memiliki ilmu yang dapat menundukkan banteng liar. Belum habis perasaan heran meraka dihadapkan pada keheranan berikutnya.

BERSAMBUNG...........

diceritakan oleh Masnukan, S. Pd.

No comments:

Post a Comment